BAB
I
PENDAHULUAN
Proses
keperawatan pada klien dengan masalah keperawatan jiwa merupakan tantangan yang
unik karena masalah kesehatan jiwa, mungkin tidak dapat dilihat langsung,
seperti pada masalah kesehatan fisik yang memperlihatkan bermacam gejala dan
disebabkan berbagai hal, banyak klien dengan masalah kesehatan jiwa tidak dapat
menceritakan masalahnya bahkan mungkin menciptakan hal berbeda dan kontradiksi.
Umumnya
manusia memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan baik, namun
ada juga individu yang mengalami kesulitan untuk melakukan penyesuaian dengan
persoalan yang dihadapi. Kegagalan dalam memberikan koping yang sesuai dengan
tekanan yang dialami dalam jangka panjang mengakibatkan individu mengalami
berbagai macam gangguan mental. Gangguan mental tersebut sangat bervariatif,
tergantung dari berat ringannya sumber tekanan, perbedaan antara individu, dan
latar belakang individu yang bersangkutan.
(Satria Dwi Priangga : 2011)
Salah
satu masalah keperawatan jiwa adalah waham, yaitu keyakinan klien yang tidak
sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara
logis oleh orang lain. Keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan control (Depkes RI, 2000).
Jumlah
penduduk yang mengalami gangguan jiwa di Indonesia diperkirakan terus meningkat.
Bahkan khusus untuk gangguan jiwa berat, jumlahnya bisa mencapai 6 juta orang.
Data tersebut berdasar riset kesehatan dasar. Menurut riset itu jumlah populasi
penduduk indonesia yang terkena gangguan jiwa berat mencapai 1-3 persen
diantara total penduduk (Riskesdas).
Prevalensi gangguan waham di Amerika Serikat
diperkirakan 0,025 sampai 0,03 persen. Usia onset kira-kira 40 tahun, rentang
usia untuk onset dari 18 tahun sampai 90 tahunan, terdapat lebih banyak pada
wanita. Menurut penelitian WHO prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat
berkisar satu sampai tiga permil penduduk. Di jawa tengah dengan penduduk lebih
kurang 30 juta, maka akan ada sebanyak 30.000-90.000 penderitapsikotik. Bila 10
% dari penderita psikiatrik ada 3.000-9.000 yang harus dirawat. Waham seperti
yang digambarkan tersebut terjadi pada 65 % dari suatu sampel besar lintas
Negara (Sartorius & jablonsky, 1974 dalam Davidson).
Sedangkan
di Jawa Tengah sendiri menurut direktur RSJD Amino Gondohutomo Semarang dr. Sri
Widyayati, Sppk, M.Kes
mengatakan di tahun 2009 angka kejadian penderita gangguan jiwa di jawa tengah
berkisar antara 3300 orang sampai 9300 orang, angka kejadian ini merupakan penderita
yang sudah terdiagnosa. Pasien rawat
inap yang mengalami gangguan jiwa skizofrenia paranoid dan gangguan psikotik
dengan gejala curiga berlebihan, sikap eksentrik, ketakutan, murung, bicara
sendiri, galak dan bersikap bermusuhan. Gejala ini merupakan tanda dari
skizofrenia dengan perilaku waham sesuai dengan jenis waham yang diyakininya
(medical record, 2010).
Berdasarkan
data diatas kelompok kami tertarik untuk mengangkat salah satu gangguan jiwa
waham dalam pembuatan makalah dengan judul ”Asuhan keperawatan gangguan jiwa
waham”.
Setelah
mahasiswa melihat dan mempresentasikan makalah, mahasiswa mampu memahami
tentang gangguan pola pikir waham dan mampu memberikan asuhan keperawatan pada
klien dengan gangguan tersebut.
Diharapkan makalah ini dapat membuat
mahasiswa mampu :
BAB II
TINJAUAN TEORI
Waham adalah keyakinan klien yang tidak
sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara
logis oleh orang lain. Keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan control (Depkes RI, 2000)
Waham merupakan salah satu
jenis gangguan jiwa. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa
bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada penderita skizofrenia. Semakin
akut psikosis semakin sering ditemui waham disorganisasi dan waham tidak
sistematis. Kebanyakan pasien skizofrenia daya tiliknya berkurang dimana pasien
tidak menyadari penyakitnya serta kebutuhannya terhadap pengobatan, meskipun
gangguan pada dirinya dapat dilihat oleh orang lain (Tomb, 2003 dalam purba,
2008).
Waham adalah keyakinan
seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak
konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien (Aziz: 2003)
Waham atau atau delusi
adalah ide yang salah dan bertentangan atau berlawanan dengan semua kenyataan
dan tidak ada kaitannya dengan latar belakang budaya (Keliat : 2009)
Waham adalah keyakinan yang
salah dan dipertahankan yang tidak memiliki dasar dalam realitas (Sheila L
Videbeck: 2008)
Waham adalah keyakinan
keliru yang sangat kuat, yang tidak dapat dikurangi dengan menggunakan logika. (Ann
Isaacs:2004)
Adalah keyakinan klien bahwa “Orang lain “ berencana
untuk membahayakan atau memata-matai, mengikuti,mengejek atau merendahkan klien
dengan cara tertentu. Klien kadang-kadang tidak dapat tidak dapat
mendefinisikan siapa “orang lain” ini.
Contoh : klien mungkin berpikir bahwa makanannya telah
diracuni atau kamarnya terpasang alat pendengar. Kadang-kadang yang dimaksud
dengan penganiayaan adalah pihak pemerintah, FBI, atau organisasi berwenang
lainnya. Kadang-kadang individu tertentu, bahkan anggotaa keluarga dapat
disebut penganiaya. (Sheila L. Videbeck : 2008)
Dicirikan dengan klien menyatakan bahwa dirinya
memiliki hubungan dengan orang-orang terkenal atau selebriti atau keyakinan
klien bahwa ia terkenal atau mampu mencapai prestasi tinggi.
Contoh : klien mungkin menyatakan bahwa ia bertunangan
dengan bintang film terkenal atau memiliki hubungan dengan beberapa tokoh
masyarakat, misalnya amerika serikat, menyatakan bahwa ia telah menemukan obat
kanker. (Sheila L. Videbeck : 2008)
Sering kali berkutat sekitar kedatangan kristus yang
kedua kali atau tokoh agama yang lain atau nabi. Waham agama ini muncul secara
tiba-tiba sebagai bagian psikokosis yang klien alami dan bukan bagian keyakinan
agamanya atau keyakinan agama orang lain.
Contoh : klien menyatakan bahwa ia adalah imam mahdi
atau nabi yang diutus tuhan, yakin bahwa tuhan berkomunikasi secara langsung
dengan dirinya atau ia memiliki misi keagamaan khusus dalam kehidupan atau
kekuatan keagamaan. (Sheila L. Videbeck : 2008)
Biasanya merupakan keyakinan yang samar dan tidak
realistis tentang kesehatan atau fungsi tubuh klien. Informasi factual atau
pemeriksaan diagnostic tidak mengubah keyakinan ini.
Contoh : seorang klien pria mungkin berkata bahwa ia
hamil atau klien mungkin melaporkan bahwa usunya busuk atau ada cacing
diotaknya. (Sheila L. Videbeck : 2008)
Mencakup keyakinan klien bahwa tayangan televisi, music atau artikel surat kabar memiliki makna khusus
bagi dirinya. Contoh : klien mungkin melaporkan bahwa presiden berbicara
langsung dengannya dalam sebuah tayangan berita, atau pesan-pesan khusus
dikirim melalui artikel surat kabar. (Sheila L. Videbeck : 2008)
Faktor penyebab waham adalah sebagai berikut :
Hambatan
akan menganggu hubungan interpersonal yang dapat meningkatkan stres dan
ansietas yang berakhir dengan persepsi, klien menekan perasaannya sehingga
pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
Berbagai
faktor dimasyarakat dapat menyebabkan seorang merasa diasingkan dan kesepian
terhadap lingkungan tempat klien dibesarkan.
Adanya
atropi otak, pembesaran ventrikel di otak, perubahan pada sel kortikal dan
limbik.
Hubungan
interpersonal yang tidak harmonis serta adanya peran ganda yang bertentangan
dan sering diterima oleh anak akan mengakibatkan stress dan kecemasan yang
tinggi dan berakhir dengan gangguan orientasi realitas.
Gen
apa yang berpengaruh dalam skizoprenia belum diketahui, tetapi hasil studi
menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh
pada penyakit ini. (Forum
Tribunnews : 2013)
Menurut Budi Ana Kelliat, 2006 penyebab waham adalah berbagai
kehilangan dapat terjadi pada pasca bencana, baik kehilangan harta benda,
keluarga maupun orang yang bermakna. Kehilangan ini menyebabkan stress bagi
mereka yang mengalaminya. Jika stress ini berkepanjangan dapat memicu masalah
gangguan jiwa dan waham. (Andi Zaslyrais Amir : 2011)
Tanda dan gejala pada klien dengan perubahan proses
pikir waham adalah sebagai berikut :
Adaptif Maladaptif
|
|
|
(Ade Herman Surya Direja :
2011)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Perawat
yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang: Nama
klien, panggilan klien, Nama perawat, tujuan, waktu pertemuan, topik
pembicaraan.
Dikaji
kondisi saat masuk pertama kali di UGD (tanggal masuk, jam masuk, penyebab
masuk, tanda gejala di rumah), dipindah di ruang akut (berapa lama dirawat di
ruang tersebut), keadaan saat ini, tanda dan gejala yang ditemukan ketika di
ruangan.
Berdandan dengan baik dan berpakaian rapi, tetapi agak
terlihat eksentrik dan aneh. Tidak jarang bersikap curiga atau bermusuhan
terhadap orang lain. Klien biasanya curiga ketika dilakukan pemeriksaan
sehingga dapat memanipulasi data. Selain itu perasaan hatinya konsisten dengan
isi waham.
Terdiri dari adaptif dan maladaptif. (Nn : 2011)
Perilaku Kekerasan
Perubahan proses fikir : waham
Gangguan harga diri : HDR
TGL
|
Diagnosa
keperawatan
|
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
|
Rasional
|
||
TUJUAN
|
KRITERIA EVALUASI
|
TINDAKAN KEPERAWATAN
|
|
||
|
Perubahan isi pikir :
waham
|
TUM :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …
minggu klien tidak
mengalami perubahan isi pikir
: Waham
TUK :
|
Klien mau membalas salam, berjabatan
tangan,menyebutkan nama, tersenyum, adanya kontak mata, mengetahui nama perawat,menyapa
perawat jika bertemu, mengingat nama perawat dan menyediakan waktu untuk
kontrak
|
|
Membina hubungan saling percaya merupakan modal
awal untuk membina hubungan selanjutnya
Dengan mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki, klien akan mmpunyai penilaian positif terhadap dirinya
Dengan
memberikan penilaian akan memotivasi klien untuk terus melakukan kegaiatan
sesuai dengan kemampuan
Dengan membuat perencanaan kegiatan harian akan
mempermudah klien melakukan kegiatan sehari – hari
Kegiatan yang dapat maupun yang tidak dapat
dilakukan dapat mengetahui kemandirian klien
Sistem pendukung merupakan salah faktor yang
penting untuk membantu memulihkan kondisi klien
|
BAB
IV
PENUTUP
Waham adalah keyakinan klien yang tidak
sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara
logis oleh orang lain. Keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan control (Depkes RI, 2000) .
Jenis-jenis waham meliputi:
waham kejar/paranoid, waham kebesaran, waham agama, waham somatik dan waham
referensi/gagasan rujukan .
Factor-faktor penyebab waham
yaitu: perkembangan, sosiobudaya, biologis, psikologis dan genetik .
Diagnosa yang muncul pada
paien waham adalah gangguan pola pikir waham, harga diri rendah, dan perilaku
kekerasan.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis memiliki
beberapa saran yaitu :
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Andi Zaslyrais. 2011. “Asuhan Keperawatan Jiwa Waham”, (Online), (
http://andizaslyrais28289.blogspot.com/2011/11/asuhan-keperawatan-jiwa-waham.html, diakses 30 Oktober 2013)
Aziz R,dkk.2003. Pedoman Asuhan keperawatan Jiwa.
Semarang:RSJD Dokter Amino Gondo Utomo
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika.
Forum Tribunnews. 2013. “Faktor Penyebab Waham”,
(Online), (http:// forum.tribunnews.com/showthread.php?7143531-Faktor-Penyebab-Waham, diakses pada 30 Oktober 2013)
Isaacs, Anna. 2004. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan
Psikiatrik. Jakarta : EGC
Keliat Budi
A.2009.Proses keperawatan kesehatan Jiwa. Jakarta:EGC
Nn. 2011. “Foemar Pengkajian Asuhan Keperawatan”,
(Online), (http:// ijammeru.blogspot.com/2011/11/format-pengkajian-asuhan-keperawatan.html, diakses pada 30 Oktober 2013)
Priangga, Satria Dwi. 2011. “Askep Pasien dengan
Gangguan Waham”, (Online), (http://satriadwipriangga.blogspot.com/2011/11/askep-pasien-dengan-gangguan-waham.html, diakses pada 30 Oktober 2013)
Videbeck, S.L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Jakarta : EGC.